Selasa, 11 Desember 2018

Malam Minggu yang Lalu; Bercakap Dengan Siluman Ular


Image source: Shutterstock


Malam mingguku selalu berlalu dengan suasana yang sama. Nothing special. Enggak ada yang ngapelin walaupun aku enggak jomlo. Seringnya justru malah dengerin obrolan temen kosan yang lagi diapelin pacarnya. Apalagi kamarku itu paling depan, berbatasan langsung dengan ruang tamu yang jadi tempat khusus buat nerima tamu dan tentunya buat pacaran.

Namun, ada yang berbeda malam minggu kemarin. Berawal dari sebuah chat berisikan kata ‘Kangen’, malam mingguku jadi punya cerita berbeda.

Ah … tunggu. Dia bukan pacarku, oke?

Malam mingguku diramaikan dengan dering notifikasi, hampir tanpa jeda. Ada banyak chat yang  masuk dan ngenesnya, itu cuma dari satu orang. Isi chat-nya juga hampir sama. Intinya, dia kangen sama aku.

Tau siapa dia? Mantan.

Ya, dia mantanku. Tiga tahun yang lalu dan sampai sekarang belum berhasil move on dari pesonaku, hahaha *ketawa sombong.

Jangan berpikir aku masih save nomor dia sampe aku tau dia yang chat. Sama sekali enggak. Dia yang selalu ngejar, dan tiap kali kublokir, dia ada aja gitu caranya buat hubungin aku. Sampe akhirnya aku yang capek sendiri. Jadi, biarin aja.

Dia yang paling getol ngajak balikan dari tiga mantanku yang gagal move on. Dia juga tebal muka, juga kebanyakan janji palsu yang enggak manis sama sekali. Jadi sejak dia mulai ngerusuhin hidupku yang udah aman, tenteram dan damai, kunamai dia ULAR.

Kunamai Ular karena dia berusaha melet aku terus wkwk *bercanda. Sebenernya, aku lupa kenapa. Yang jelas, itu bukan nama pertama dariku. Pernah kunamai dia Unta Arab karena dia ada turunan arab. Kurang ajar ya? Wkwk

Ah, ya. Back to topic. Malam minggu itu, dia enggak berhenti sedetikpun chat aku, sampe saking keselnya aku bales dengan satu tanda baca, yaitu tanda tanya. Dari tanda tanya itu akhirnya chat bergulir. Dari sok nanyain kabar, sampe akhirnya minta balikan dan hingga terucap satu kalimat yang bikin aku ketawa.

“Aku nyesel putus sama kamu. Kamu makin cantik. Tapi by the way, dulu kita putus kenapa, ya?”

Baca chat itu aku langsung ketawa. Ngakak. Pertama, karena aku sukses bikin orang nyesel dan enggak bisa move on. Kedua, ngakak karena akhirnya aku tau se-enggak berharga dan se-enggak penting itu aku dulu di mata dia. Sampe alesan aku putusin dia pun dia sendiri enggak inget.

Chat masih bergulir dengan pertanyaan, “ Apa yang bisa bikin kamu nerima aku lagi?”

Bisa tebak jawabnku apa? Yap. Jawabannya adalah enggak ada.

Sejak aku dikhianati habis-habisan, aku jadi menetapkan satu prinsip untuk menjaga hatiku sendiri dari kerusakan yang kebih parah.


Enggak akan ada tempat lain di masa depan untuk masa lalu menyesakkan.


Siapapun yang membuatku sakit sesakit-sakitnya, enggak ada lagi jalan bahkan celah untuk kembali masuk suatu saat nanti—kecuali kalo emang udah jodohnya—.

Perbincangan malam itu cukup menguras emosi karena ular tak tahu diri itu dengan tak tahu dirinya keukeuh minta balikan. Bahkan sampe janji ini itu segala macem yang berakhir dengan ku-block nomornya wkwk.

Jadi, itulah malam mingguku yang cukup menguras emosi. Disponsori oleh siluman ular tak tahu diri


0 komentar:

Posting Komentar