Selasa, 19 Maret 2019

Ingin Menjadi



Hujan hanya menyisakan rintik yang membasahi dedauan. Angin sepoi menyapa rerumputan hijau sekaligus sepasang roda yang menopang sebuah kursi di teras. Nampak seorang gadis kecil terduduk di sana. Dengan tubuh kurus, senyumnya masih terulas penuh.

"Hei. Kenapa di luar?" Seorang lelaki muncul di belakang tubuh si gadis. Gadis itu menoleh dan tersenyum sejenak.

"Aku suka hujan. Karena aku bisa melihat itu," balas sang gadis sambil menunjuk ke sebuah lapangan luas. Menunjuk sesuatu yang muncul di sana.

"Aku pernah baca. Katanya, di ujung sana ada kolam emas. Coba kalau aku masih bisa jalan. Pasti aku udah dapet banyak emas," katanya sambil terus menatap objek warna-warni itu.

Lelaki itu tergelak. Ia duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari gadis kecil itu. Ia ikut memandangi guratan warna-warni yang melengkung indah itu.

"Kalau aku mati, aku akan minta Tuhan untuk menciptakanku kembali sebagai pelangi." Lelaki itu seketika menoleh. Ia memandang lama wajah yang terus tersenyum itu.

"Kenapa?" tanya lelaki itu tanpa sadar.

Gadis itu menoleh sejenak. "Karena dia selalu dinantikan kehadirannya dan selalu membuat orang senang. Aku juga ingin seperti itu," jawabnya.

"Bukankah itu berarti waktumu jauh lebih singkat? Dia akan menghilang seiring hilangnya tetesan air hujan di udara," balas lelaki itu. Ia penasaran.

Gadis itu tersenyum. "Tak masalah. Mau sesingkat apapun, tak apa. Walaupun hanya satu orang yang menginginkan dan menantikanku, itu lebih dari cukup."

Lelaki itu diam. Termenung. Hatinya teriris mendengar keinginan gadis itu. Gadis yang kuat.

1 komentar: