Jumat, 08 Maret 2019

Perahu

Perahu itu nampak terombang-ambing. Dengan rangka yang rapuh, sebuah keajaiban ia bisa bertahan. Di tengah gempuran air yang tak henti menetes dan angin yang cukup kencang, ia tetap nampak tegar.

Tetap bertahan walaupun sesekali goyang, hampir terbalik dan berujung karam. Cuaca yang sangat tak mendukung untuk berlayar sebenarnya. Namun, apa mau dikata. Orang-orang mempercayakan perahu ini mengarungi aliran air di tengah gempuran hujan deras. Seolah ia adalah yang terkuat. Semua orang selalu memilih perahu-perahu rapuh untuk berlayar ketika hujan begitu deras mengguyur.

Kata mereka, walaupun rapuh, perahu ini membawa banyak harapan. Tentu, jika itu artinya perahu itu diselimuti keberuntungan. Namun, bukan tak mungkin perahu rapuh itu karam.

Bukan sekali dua kali. Sebelum ini, sudah banyak yang karam di tengah perjalanan saking ganasnya cuaca. Perahu yang acap kali berwarna putih polos itu baru sekali ini bertahan lama. Hingga kini, ia masih berombang-ambing. Belum bergerak sejauh yang diharapkan. Sesekali terhuyung karena pergerakan air di bawahnya.

Hujan badai itu mereda. Layar kapal hampir patah. Sebagian lambung kapal hampir terisi air. Tak lama, air seolah diguncang. Bersamaan dengan datangnya sebuah tangan besar, menangkup perahu kecil itu. Mengangkatnya sebentar.

Nampak air sedikit mengucur dari bagian bawah kapal. Tanpa butuh waktu lama, perahu itu sudah hancur tanpa sisa. Menjadi bubur kertas yang kini dilarungkan di atas aliran air. Pada akhirnya, tak akan ada yang bisa bertahan.

2 komentar: