Terbang
Bising rel yang beradu dengan roda besi kereta menyerbu telingaku saat sebuah balon milik seorang anak terlepas dari genggaman. Membuat gadis itu memekik nyaring, bersaing dengan bunyi kereta datang. Tampak ibunya mencoba menenangkan. Aku hanya bisa tersenyum. Andaikan ibuku seperti itu.
Saat kereta berhenti, aku segera beranjak dan menarik koperku. Sudah saatnya aku pergi. Akhirnya aku pergi dari sini.
Tak butuh waktu lama bagiku untuk menunggu kereta yang kutumpangi berlalu. Aku memandang ke luar jendela. Menatapi indahnya pemandangan sambil tersenyum lebar. Tak pernah kubayangkan hari ini benar-benar terjadi. Aku terlepas dari bayang-bayang ibu. Terlepas dari bisingnya kicauan orang di sekitar tentang ibu, juga tentangku.
Aku terus menatap ke luar jendela sampai tak terasa, aku sudah sampai di tujuan. Segera kugeret keluar koperku. Kupasang kacamata hitam andalanku. Di peron, aku tersenyum lebar. Kuhirup udara dalam-dalam. Bebas.
Aku pun beranjak saat melihat arloji telah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kulangkahkan kaki ke tempat parkir dengan sedikit tergesa. Kuharap, ia tak menunggu terlalu lama.
Sesampainya, kulihat seorang wanita paruh baya berparas cantik sedang bersandar di sebuah sedan hitam. Dengan senyum lebar, kudekati wanita itu. "Mam?" panggilku sambil menurunkan kacamata.
Wanita itu menoleh dan memandangku. Tak lama, sebuah senyum terbit di wajahnya. "Lama banget sih kamu? Bentar lagi kamu udah harus ready ketemu pelanggan, lho," ujarnya sedikit menggerutu.
Aku hanya tertawa kecil. "Maaf, Mam. Aku terlalu seneng. Akhirnya aku bisa bebas dan ketemu Mami."
Wanita itu terkekeh. "Udah ah, Mam. Langsung berangkat yuk. Aku udah enggak sabar nih," kataku. Aku memang sedang sangat bersemangat. Semangat untuk meraih pencapaian baru, di tempat baru.
"Udah pengen dapet duit banyak. Kalo di sana kan dapet enaknya doang," lanjutku sambil terbahak. Wanita itu pun ikut tertawa sambil memasuki mobil.
Benar kata orang. Buah tak akan pernah jatuh, jauh dari pohonnya. Tapi, tak ada salahnya untuk terbawa angin sebentar dan jatuh di tempat berbeda, bukan? Setidaknya, aku akan mendapat keuntungan di sini. Ketimbang bersama ibu yang terus memanfaatkan anaknya tanpa pernah memikirkan apa pun selain uang.
0 komentar:
Posting Komentar