Kamis, 20 Desember 2018

Teruntuk Jodoh di Masa Depan






Teruntuk dirimu yang belum kutahu siapa,


Hai, kamu. Jodohku di masa depan.

Aku belum tahu siapa dirimu, bagaimana wajahmu, pun karaktermu. Apakah kamu adalah orang yang selama ini kuidamkan? Atau justru seseorang yang sama sekali tak kukenal? Apakah kamu seseorang yang dekat denganku atau minimal berada didekatku? Disekitarku? Ataukah dirimu sangat jauh dariku dan baru mendekat saat waktu itu datang?

Aku tak ingin bertanya banyak tentangmu, karena aku juga tak punya bayangan seperti apa dirimu. Aku hanya ingin kau tahu beberapa hal dariku agar saat kau menemukanku, kau tak perlu terkejut dengan aku yang seperti ini.

Aku bukanlah perempuan yang selalu bisa diajak berpikir dewasa. Ada kalanya aku menjadi begitu menyebalkan seperti anak-anak. Namun bukan berarti aku tak bisa. Jadi, yang aku butuhkan darimu adalah kedewasaan dan kelapangan dada. Aku tahu, menyikapiku sangatlah menguras emosi, tapi inilah aku.

Aku bukan perempuan salihah yang punya akhlak super baik. Tidak, sama sekali. Aku masih jauh dari itu. Makanya, aku membutuhkanmu untuk membimbingku di masa depan. Apa yang kutahu, apa yang kupelajari, dan apa yang kuamalkan hari ini masih jauh dari cukup. Kuharap, denganmu aku bisa melengkapinya sedikit demi sedikit.

Aku bukan perempuan yang bisa memasak banyak makanan—hingga detik ini—. Jadi, kuharap kau mau sabar dan mengerti kalau masakanku itu-itu terus. Tak banyak berubah, tapi tenanglah. Aku masih terus belajar. Doakan saja biar saat kau menjadi suami sahku, aku sudah bisa memasak beraneka makanan.

Aku bukan perempuan dari keluarga terpandang. Aku juga jarang memulas wajahku dengan make up. Jadi, aku minta kamu maklum kalau melihatku tampil apa adanya, tanpa make up, ke mana pun aku pergi. Kalau nantinya kamu membandingkannku dengan perempuan lain yang cantik karena make up-nya, aku tak masalah. Asal kamu mau memenuhi kebutuhanku akan make up itu.

Aku punya masa lalu yang kelam. Sangat kelam, hingga banyak orang yang bilang aku tak pantas mendapatkan orang baik. Untuk kali ini, bisakah kau menerima masa laluku sekelam apapun itu? Bisakah aku mempercayakan diriku padamu? Aku tahu, pasti berat menerimanya. Tapi bisakah?

Aku tak akan menuntut banyak darimu kecuali jika itu adalah hakku. Aku tak akan mengganggu pekerjaanmu saat memang aku tak perlu melakukannya. Aku juga akan menerimamu seperti apa dirimu saat ini dan di masa depan. Jadi, bisakah kau melakukan hal yang sama untukku?

Aku mau kau mencintaiku apa adanya, dan mencintaiku karena Allah. Tapi bukan berarti kau tak boleh mengubahku. Ubahlah sikap burukku. Singkirkan hal-hal buruk yang melekat dalam diriku. Aku butuh bantuanmu untuk itu.

Kepadamu, jodohku di masa depan. Aku akan selalu menunggumu. Entah harus sampai kapan. Tapi kuharap, secepatnya aku bisa memandang wajahmu, tenggelam dalam manik matamu, dan bisa menjadi pasangan yang halal bagimu.

0 komentar:

Posting Komentar